Hidup Lebih Santun dengan Pemikiran Gus Dur

Judul : Melanjutkan Pemikiran dan perjuangan Gus Dur
Penulis : A. Muhaimin Iskandar
Penerbit : LKiS
Cetakan :I, Juli 2010
Tebal :xviii+182
Peresensi :MUHAMMAD KHOTIM

Kalau mau membaca catatan tokoh bangsa Indonesia, maka akan kita temukan Indonesia mempunyai banyak tokoh pemikir yang disegani di dunia. Siapa yang tidak kenal dengan Kihajar Dewantara dengan filosofi pendidikannya Taman Siswa, Soekarano dengan Nasioanlismenya, sampai Hatta dengan pemikiran ekonominya, dan masih banyak tokoh lainnya. Pertanyaannya masihkah pemikiran-pemikiran para tokoh bangsa ini sudah teraplikasi dalam kehidupan berbangsa bahkan menjadi bahan diskusi di setiap universitas atau dunia akademik?
Lanjutkan membaca Hidup Lebih Santun dengan Pemikiran Gus Dur

MENDEKONTRUKSI IDEOLOGI

Judul : Matinya Ideologi
Penulis : Danill Bell
Penerjemah:Nuswantoro
Penerbit :INDONESIATERA
Cetakan :I, 2001
Tebal :XV+161
Peresensi :MUHAMMAD KHOTIM*

Sejarah mengenalkan kita terhadap kehidupan masa lampau. Bahkan mendorong kita untuk melakukan sebuah renungan dan analisa terhadap masa lampau. Bahkan tidak hanya sebatas mengenalkan, justru sejarah telah membawa kita merasakan kehidupan yang di pengaruhi oleh masa lamapu. Karena sejarah diyakin tidak mandeg dalam dataran teks dan ingatan tapi masih terus berjalan dan membentuk rangkaian peristiwa-peristiwa yang lain.
Lanjutkan membaca MENDEKONTRUKSI IDEOLOGI

Solusi Alternatif di Tengah Kemandekan

Di Indonesia sepertinya hukum seperti barang dagangan. Fakta kebenaran dan kebohongan bisa saling ditukar. Yang tadinya sebuah kebenaran dengan skenario yang sudah diatur berubah menjadi kebohongan. Begitu sebaliknya dengan kebohongan bisa berubah menjadi kebenaran. Padahal untuk tegaknya suatu bangsa maka salah satu syaratnya adalah supremasi hukum. Lalu siapa yang harus bertanggung jawab?
Sejatinya memang intitusi penegak hukum.

Faktanya institusi penegak hukum justru malah menjadi ladang tumbuhnya mafia hukum. Yang kemudian diuntungan dengan logika hukum ibarat barang dagangan adalah para elite yang mempunyai uang. korbannya adalah rakyat kecil.
Lanjutkan membaca Solusi Alternatif di Tengah Kemandekan